Setjen DPR Raih Penghargaan Kategori Utilitas BMN dalam Anugerah Reksa Bandha Kemenkeu
Deputi Bidang Administrasi Setjen DPR RI Sumariyandono saat wawancara usai menerima plakat penghargaan di Gedung Dhanapala Kemenkeu, Jakarta, Kamis (5/12/2024). Foto : Jaka/Andri
PARLEMENTARIA, Jakarta - Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR RI kembali meraih penghargaan, kali ini dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) peringkat ke-2 kategori utilitas Barang Milik Negara (BMN) dalam Anugerah Reksa Bandha. Award tersebut diberikan sebagai penghargaan terhadap DPR yang sudah memenuhi kriteria dalam pengelolaan aset negara.
“Hari ini kita dapat salah satu penghargaan Kementerian Keuangan untuk kategori utilitas BMN. DPR sudah memenuhi kriteria bahwa aset-aset yang digunakan saat ini sudah kita manfaatkan sesuai dengan kebutuhannya dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ujar Deputi Bidang Administrasi Setjen DPR RI Sumariyandono saat wawancara usai menerima plakat penghargaan di Gedung Dhanapala Kemenkeu, Jakarta, Kamis (5/12/2024).
Aset-aset negara tersebut, misalnya dalam pencatatan aset pengelolaan gedung dan lahan negara di lingkungan Setjen DPR RI. Oleh sebab itu, Sumariyandono menyatakan kedepannya pihaknya akan terus melakukan berbagai gebrakan inovasi agar lebih mudah dalam pengelolaan aset baik aset yang bergerak maupun yang tidak bergerak yang cukup tinggi perputarannya.
“Apalagi saat ini kan masa transisi pengalihan Jadi banyak aset-aset yang harus kita monitor lagi, harus kita tahu posisinya saat ini dan di mana yang terutama yang bergerak. Oleh sebab itu dalam pengelolaan aset ke depan perlu sentuhan-sentuhan secara khusus lah agar aset-aset ini benar-benar tercatat dan bisa dimanfaatkan dengan baik,” tandas Sumariyandono.
Tak hanya itu, meski pihaknya sebenarnya sudah memiliki digitalisasi pengelolaan aset namun ia mendorong untuk lebih adanya peningkatan mulai dari pembahasan catatan. Bahkan, usul Sumariyandono, kalau perlu dari proses pengadaannya harus itu sudah masuk ke dalam sistem. “Jadi dari hulu ke hilir ini semuanya sudah harus ada digitalisasi,” pungkas Sumariyandono. (pun/aha)